Pertanian Maju, Mandiri dan Modern

Kenal dong dengan blogger yang satu ini? Evrina Budiastuti selain seorang blogger dia juga sebagai ASN di Kementerian Pertanian sebagai penyuluh para petani. Kebetulan saya bertemu Evrina di Pusat Informasi Agribisnis (PIA) Kementerian Pertanian pada saat menghadiri talkshow "Membangun Sinergi Pertanian Maju, Mandiri, Modern" Jumat (31/1) lalu.




Ceritanya Evrina hadir sebagai salah satu perwakilan dari petani milenial di acara tersebut yang juga bertepatan dengan 100 hari nerja Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Sebelum acara talkshow dimulai karyawan Kementan berolahraga terlebih dahulu sambil mengikuti berbagai kegiatan yang digelar pagi itu. Saya juga sempat melihat pasar rakyat yang menjual berbagai macam hasil pertanian seperti sayuran dan buah-buahan.



Pada kesempatan tersebut Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan tentang nilai ekspor pertanian selama beliau menjabat menteri periode November hingga Desember 2019 yang mencapai angka kurang lebih 100 triliun.

Kenaikan tersebut umumnya didorong oleh program kerja yang sudah ada yaitu Gerakan Tiga Kali Ekpsor yang membuat semua pegiat tani termasuk petani, pengusaha, dan eskportir bekerja lebih lagi. Ukuran tiga kali ini dianggap tidak biasa agar membuka juga lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat.

Pertanian Yang Maju, Mandiri, dan Modern


Tahun ini Kementan mempunyai tagline mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Maksudnya adalah maju dengan melangkah ke depan dengan tidak berdiam diri di tempat menggunakan kekuatan yang mandiri untuk menyongsong hari esok.



Mentan juga berharap dengan adanya gerakan tiga kali ekspor dapat meningkatkan sektor pertanian di daerah rentan rawan pangan. Beliau juga mengatakan bukan berarti kita tidak boleh mengimport produk dari negara lain tapi harus diimbangi dengan ekspor yang lebih banyak dari import tersebut.

Pertanian maju, mandiri, dan modern merupakan pertanian yang berbasis teknologi dengan kekuatan uatamanya adalah artificial intelligence. Pertanian haruslah didukung dengan sistem yang kuat dan tidak lagi menggunakan alat tradisional dan bersinergi dengan berbagai lembaga yang ada untuk mewujudkannya.

Untuk mendongkrak perekonomian bangsa dibentuklah petani milenial yang berusia 19-39 yang dapat mengangkat kembali sektor pertanian di Indonesia. Siapa bilang kalau anak-anak muda jaman sekarang tidak peduli lagi dengan pertanian bukan. Para petani digital ini dianggap paham dengan dunia teknologi juga dutambah dengan pelatihan agribisnis.

Para petani meilenial ini nantinya akan menjadi penentu kemajuan pertanian masa yang akan datang dengan memberikan informasi dan inovasi pada generasi selanjutnya.

Agricuture War Room (AWR)


Agar sektor pertanian Indonesia lebih maju Kementan membentuk lembaga Komando Strategi Pembangunan Pertanian dengan membangun Agricuture war Room (AWR) sebagai proyeksi pusat data dan informasi perkembangan pertanian secara real time.

Nah, melalui AWR tersebut petugas bisa memantau serta memetakan kondisi pertanian dan kebutuhannya per wilayah. Misalnya mengetahui wilayah mana saja yang berpotensi hujan misalnya agar lahan-lahan pertanian bersiap diri khususnya para petaninya. AWR tersebut menggunakan satelit artificial intelligence.

Nantinya setiap war room di berbagai daerah dilengkapi dengan CCTV sehingga AWR  dapat digunakan untuk memantau situasi pertanaman dan mobilisasi pertanian di seluruh wilayah secara langsung dari Jakarta .



Pusat Informasi Agribisnis (PIA)


Gedung yang berada di belakang tempat saya berfoto juga sekaligus tempat diadakan acara talkshow ini bernama Pusat Informasi Agrinisnis (PIA) lokasinya ada di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta diresmikan pada 5 Oktober 2009.

PIA ini merupakan pintu masuk bagi masyarakat pertanian maupun umum uang ingin mengenal dunia pertanian dan dijadikan sarana edukasi bagi dunia pendidikan serta rekreasi masyarakat. Tempatnya yang hijau dan asri apalagi di sekitarnya juga banyak tumbuh pohon-pohon dan kolam ikan. 

Maju terus pertanian Indonesia dengan mandiri dan modern.

Post a Comment

0 Comments