Tekad Bhrisco Jordy Dudi Padatu Menciptakan Pendidikan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat

 “Orang bilang ‘pengalaman adalah guru terbaik,’ tapi bagi saya, ‘menjadi guru adalah pengalaman terbaik’.” – Bhrisco Jordy Dudi Padatu.

Bhrisco Jordy Dudi Padatu




Ketimpangan pendidikan antara yang ada di kota dan di desa-desa di Indonesia merupakan masalah klasik yang hingga saat ini masih bisa dengan mudah kita jumpai di berbagai wilayah di negara ini.

Di pulau Jawa, ketimpangan pendidikan di kota dan di desa gap-nya tidak terlalu besar. Tetapi, kalau kita melihat kondisi pendidikan di luar pulau Jawa, seperti di Papua misalnya, maka gap antara pendidikan yang ada di kota dengan di kampung-kampung sangatlah jomplang.

Faktor Penyebab Ketimpangan Pendidikan di Kota dan Desa

Sejumlah faktor yang disinyalir menjadi biang kerok ketimpangan pendidikan di kota dan desa, diantaranya adalah:

  • Sekolah di desa umumnya tidak memiliki fasilitas memadai seperti laboratorium, perpustakaan, hingga akses internet yang terbatas

  • Ketersediaan guru di desa juga seringkali sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah karena minat guru untuk mengajar di perkotaan lebih besar dari bandingkan dengan di desa

  • Kualitas guru di perkotaan juga umumnya lebih baik dibandingkan dengan di desa. Selain karena faktor pendidikan, faktor pendukung seperti fasilitas di sekolah yang lengkap membuat potensi guru dapat dikeluarkan secara maksimal

  • Kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah di kota juga umumnya lebih relevan dengan perkembangan zaman

  • Metode belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di kota umumnya lebih variatif dan didukung teknologi

  • Lingkungan di kota juga biasanya lebih mendukung proses belajar, karena banyak orang tua atau wali murid di kota-kota yang berpendidikan tinggi

  • Faktor lain yang mempengaruhi timpangnya pendidikan di kota dan di desa adalah alokasi anggaran pendidikan serta program-program khusus

Berbagai Dampak Ketimpangan Pendidikan

Dampak ketimpangan pendidikan sebenarnya sangat banyak, namun ada 4 yang paling pokok dan paling saya soroti, yaitu:

  1. Menyebabkan kualitas SDM di pedesaan lebih rendah dibandingkan di kota-kota

  2. Memperlebar kesenjangan sosial antara masyarakat yang tinggal di pedesaan dan perkotaan

  3. Menyebabkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan terhambat

  4. Peluang karir pemuda dari desa sangat terbatas

Kesenjangan Pendidikan di Papua Barat

Di wilayah Papua, khususnya di Papua Barat, kesenjangan pendidikan antara yang ada di kota dengan di desa atau di kampung-kampung sangat terasa.

Salah seorang pemuda lokal bernama Bhrisco Jordy Dudi Padatu adalah salah satu pemuda yang pernah mengalami dan merasakan sendiri bagaimana timpangnya pendidikan di desa-desa terpencil di Papua.

Berangkat dari pengalamannya tersebut, ia merasa terpanggil untuk membuat perubahan guna mengurangi kesenjangan ini.

Papua Future Project


Untuk mewujudkan cita-citanya dalam mengurangi kesenjangan pendidikan di desa terpencil, Jordy (panggilan akrab Bhrisco Jordy Dudi Padatu) mulai membangun basic dengan membentuk komunitas yang ia beri nama Papua Future Project pada tahun 2020.

Program ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan yang dialami oleh anak-anak yang tinggal di desa, khususnya di Pulau Mansinam, Papua Barat.

Di Pulau Mansinam, akses pendidikan formal sangat terbatas meskipun sebenarnya jarak pulau ini dari Kota Manokwari kurang dari 5 Km.

Meski berjarak tidak terlalu jauh dari kota, nyatanya di Pulau ini hanya ada satu sekolah formal, yaitu sebuah Sekolah Dasar (SD) saja.

Kondisi pendidikan di pulau ini terasa lebih menyedihkan karena mayoritas guru-guru yang mengajar di SD tidak tinggal di pulau, melainkan tinggal di Manokwari.

Untuk bisa sampai di pulau, para guru hanya bisa mengakses pulau ini dengan menggunakan perahu (boat) yang jumlahnya sangat terbatas serta membutuhkan biaya (ongkos).

Karena itu, tidak mengherankan apabila waktu mengajar yang bisa diberikan oleh para guru sangat terbatas. Praktis, guru-guru hanya bisa mengajar mulai dari pukul 9:00 hingga pukul 12.00 siang. Akibatnya, pendidikan di Pulau ini pun jadi tidak maksimal, yang pada akhirnya berdampak langsung pada banyaknya anak-anak atau pemuda yang buta huruf.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh tim relawan yang tergabung di dalam Papua Future Project adalah berinteraksi langsung dengan anak-anak di Pulau Mansinam setiap hari minggu.

Sembari berinteraksi, para relawan akan memberikan berbagai macam pendidikan atau kegiatan belajar yang menyenangkan dan cocok untuk kondisi anak-anak di pulau tersebut.

Papua Barat


Selain mengajarkan anak-anak membaca dan menulis serta berhitung, relawan Papua Future Project juga mencoba mengenalkan teknologi digital untuk membantu mempercepat proses adaptasi dan untuk mengejar ketertinggalan.

Pengenalan teknologi ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan anak-anak di Pulau agar lebih mengenal lingkungan mereka.

Selain berinteraksi dan mengajar setiap minggu di pulau bersama para relawan, Jordy juga aktif menawarkan beasiswa dari Yayasan Khaw Kalbe bagi anak-anak perempuan Indonesia yang menjadi korban kekerasan dan anak-anak perempuan yang rentan mengalami pernikahan dini.

Apresiasi SATU Indonesia Awards untuk Bhrisco Jordy Dudi Padatu

Upaya yang dilakukan oleh Bhrisco Jordy Dudi Padatu untuk memberantas buta huruf sekaligus mengurangi ketimpangan pendidikan di desa-desa terpencil di Papua dengan mendirikan Lembaga Masa Depan Papua (Papua future Project), membuatnya terpilih sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra pada tahun 2022. 

Bersama-sama tim Papua Future Project, ia tidak hanya sekedar menggalakkan program pendidikan, tapi juga mencoba untuk membangkitkan semangat generasi muda Papua untuk bangkit dari ketertinggalan.

Penerima award Anugerah Pewarta Astra 2022 di bidang pendidikan ini juga memiliki tekad yang kuat untuk mendorong pendidikan inklusif dan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat.

Terpilih sebagai finalis (penerima) Anugerah pewarta Astra membuat Jordy berhak atas hadiah berupa, dana bantuan sebesar Rp65.000.000,00 dan dukungan untuk program atau aktivitas yang dilakukannya dari Astra.

SATU Indonesia Awards sendiri merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial (CSR) PT Astra International Tbk.

Seperti Jordy, kamu juga memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan award dari Astra ini. Caranya, gali potensi pada dirimu dan salurkan ide-ide kreatifmu untuk memberikan dampak positif bagi bangsa maupun lingkungan. Lalu, daftarkan dirimu sebagai calon penerima award di https://satuindonesiaawards.astra.co.id/.


Post a Comment

0 Comments