Tugas Siswa Ketika Piket Kelas di Sekolah, Apa Sih Manfaatnya?

Tugas Siswa Ketika Piket Kelas di Sekolah, Apa Sih Manfaatnya? "Mah, nanti jemputnya jangan terlalu cepat ya, nanti aku mau piket kelas dulu pulang sekolah". Kata si bungsu memberikan informasi di hari Senin pagi ketika akan diantar ke sekolahnya. Iya di sekolah anak saya memang murid-muridnya masih diwajibkan tugas iket dulu setiap pulang sekolah. Sejak mereka SD pun sudah ada jadwal piketnya meskun di sekolah sudah ada bagian cleaning service yang membersihkan seluruh sekolah.

Piket Kelas di Sekolah




Apa Manfaat Melakukan Piket Kelas di Sekolah

Tiap anak punya pendapatnya masing-masing, ada yang menyukai tugas piket ada pula yang kurang suka apalagi bagi anak yang memang serba dilayani di rumahnya dan belum pernah mengerjakan pekerjaan rumah ringan.

Menurut saya, meskipun di rumah ada ART tapi setidaknya anak pun diajarkan mengerjakan pekerjaan rumah ringan supaya bisa lebih mandiri. Mengambil makanan atau minuman sendiri contohnya, jangan serba minta tolong mbak ART.

Di tiap sekolah pastilah ada petugas kebersihannya, tapi di sekolah juga pasti ada jadwal piket tiap harinya yang harus dikerjakan oleh kelompok anak. Tujuan diadakannya piket ini bukan untuk membuat anak-anak lelah kok, toh skill ini pun nantinya akan berguna saat mereka dewasa nanti. Dengan mengikuti piket ada manfaat baik di dalamnya antara lain melatih kemandirian dan tanggung jawab anak. Selain itu piket secara berkelompok juga bisa melatih kerjasama dengan baik karena masing-masing anak mengerjakan pekerjaan yang berbeda.

Kebiasaan yang baik juga bisa diperoleh oleh anak-anak sehingga di mana pun berada bisa menjaga kebersihan untuk dirinya sendiri juga lingkungan sekitar. Kelas yang bersih dan rapi membuat siswa belajar lebih nyaman.


Tugas-tugas Yang Biasa Dilakukan Ketika Piket Kelas


Dari hari Senin hingga hari Jumat sudah dibagi kelompok murid-murid yang harus melakukan piket kelas. Beberapa pekerjaan yang dikerjakan secara gotong royong antara lain, membersihkan kelas, merapikan kursi dan meja. Di beberapa sekolah bahkan ada pekerjaan menyapu dan mengepel kelas. Jika di kelas tersebut ada tanaman, murid-murid juga wajib menjaganya dengan menyiram tanaman tersebut.

Anak yang awalnya tidak bisa mengerjakan pekerjaan piket lama-lama pun akan terbiasa dan gak malu-malu lagi melakukan pekerjaan tersebut apapun gendernya.

Kembali ke Sekolah Setelah Pandemi


Senangnya anak-anak bisa kembali belajar di sekolah seperti sebelum pandemi datang. Dengan demikian mereka pun dapat melatih kepekaan sosialnya dengan bertemu teman-teman di sekolah, guru-guru dan karyawan sekolah lainnya. Keterampilan sosialnya pun bisa ditingkatkan lagi setelah hampir 2 tahun selalu belajar dan beraktivitas sendiri melalui daring.

Jiwa gotong royong dan sosial anak itu harus dilatih sejak dini supaya mereka terbiasa. Dengan gotong royong yang dilakukan di sekolah diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat nantinya juga bisa terapkan sehingga tidak menjadi pribadi yang egois dan ingin menang sendiri.

Sedangkan jiwa sosial anak pun dapat dilatih loh dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui motivasi yang baik untuk mereka yang dilakukan oleh siapapun tidak hanya oleh orang tua maupun guru. Motivasi juga dapat dilakukan dari pihak luar seperti perusahaan contohnya dari JNE yang melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) lewat JNE Goes to School di Medan.


JNE Goes to School di Medan


Kegiatan CSR yang dilakukan oleh JNE ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu yang berkunjung ke sekolah-sekolah di berbagai tempat. Kali ini sekolah di Medan yang didatangi oleh JNE adalah Pondok Pondok Pesantren Darularafah Raya Jl. Berdikari No. 1 A Desa Lau Bakeri, Sampe Cita, kec. Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

JNE Goes to School di Medan



Di sana para santri mengikuti kegiatan dan sharing ilmu dari pemateri JNE. Antusiasme mereka yang tinggi terhadap kegiatan tersebut bisa memotivasi belajarnya supaya lebih giat lagi dan dapat mengembangkan diri.

Meskipun masih duduk di bangku sekolah, tapi murid-murid seharusnya bisa menetapkan visi, menyusun misi, dan membangun target dalam hidupnya supaya saat remaja hingga dewasa nanti bisa menjalani kehidupan yang bahagia menurut Kepala Cabang JNE Medan, Bapak Fikri Alhaq Fachryana.

Sedangkan Pak Aried  dari Human Capital JNE Medan menyampaikan kalau murid-murid itu tidak hanya harus pintar tapi juga harus memiliki kecerdasan lainnya seperti kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosi. Semuanya harus seimbang dan terkait satu sama lain.


JNE Medan juga punya kegiatan CSR yang kerap dilakukan seperti program Rumah Tahfidz JNE -DT Peduli SUmur, Program 12 Sanggar Genius JNE, Yatim Mandiri dan lainnya.

Semua CSR yang dilakukan oleh JNE ini untuk mengantarkan kebahagiaan kepada sesama sesuai dengan tagline JNE yaitu Connecting Happines.

Dari piket kelas kegiatan yang mungkin dianggap sepele tapi ternyata bermanfaat banyak dalam membentuk karakter anak ke depannya. Anak-anak itu hobinya meniru orang sekitarnya dalam hal apapun baik itu dalam pekerjaan maupun hal lainnya. Kalau bukan sejak dini mereka diajarkan kapan lagi mereka akan memulainya? 

Post a Comment

0 Comments