Donasi BCA Untuk Wujudkan Indonesia Bebas Katarak Melalui SPBK Perdami



Dulu waktu masih kecil, rasanya aneh kalau harus menggunakan kacamata hitam. Bayangan saya, kacamata hitam cuma digunakan oleh kalangan atas atau selebriti saja :). Padahal menggunakan kacamata hitam atau sunglasses itu penting saat beraktivitas di bawah teriknya sinar matahari. Kacamata hitam bukan untuk bergaya dan penunjang fashion saja, tapi juga untuk melindungi mata dari sinar UV A dan UV B.

Siapapun tahu kebaikan sinar matahari pagi untuk kesehatan, tapi bagaimana dengan sinar matahari di siang hari? Wah kalau ini sih bisa membahayakan tubuh, apalagi kalau mata yang kena paparan sinar matahari bisa menyebabkan gangguan pada mata seperti katarak, pinguekula, fotokeratitis, dan fotokonjungtivitis.


Menurut data WHO 314 juta orang tersebar di seluruh dunia menderita gangguan penglihatan dan 45 juta diantaranya mengalami kebutaan. Lebih dari 90% diantaranya bisa ditemui di negara berkembang , salah satunya Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan yang menggunakan metode Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dilakukan di 3 Provinsi (NTB, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan) pada tahun 2013-2014 didapatkan prevalensi kebutaan pada masyarakat usia > 50 tahun dan penyebab utamanya adalah katarak.

Katarak adalah gangguan penglihatan dimana penderitanya mengalami pengaburan pada matanya atau ada bagian keruh pada lensa mata yang biasanya bening.

Mayoritas katarak di alami oleh seseorang yang sudah berusia lanjut dan disebebkan oleh cidera yang mengubah jaringan mata. Namun, saat ini juga katarak bisa ditemui pada orang yang berusia muda, ini bisa terjadi karena paparan sinar UV B sebagai faktor risiko utama pemicu katarak. Gejala yang dirasakan saat seseorang menderita katarak antara lain:
  • Mata menjadi sensitif saat terkena cahaya
  • Kesulitan melihat saat berada di cahaya yang remang pada malam hari atau cahaya terang
  • Penglihatan menjadi terlihat ganda.
  • Warna yang terlihat menjadi tidak jelas.
  • Di sekeliling cahaya terang seperti terlihat ada lingkaran cahaya.

Katarak menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah akses pelayanan kesehatan mata yang masih terbatas di daerah-daerah terpencil termasuk tenaga kesehatan seperti dokter spesialis mata. 

Mungkin awalnya katarak tidak terlalu mengganggu, karena masih bisa diatasi menggunakan kacamata. Tapi lama-lama bisa menganggu aktivitas seseorang sehingga membutuhkan operasi katarak. Sayangnya masih banyak penderita katarak yang tidak mampu menjalani operasi karena faktor ekonomi.

Untuk itu Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) melalui seksi Penanggulangan Buta Karatak memberikan bantuan untuk mengoperasi mereka yang menderita katarak. Hanya saya peralatan untuk melakukan operasi katarak yang masih terbatas menjadi penghambat, sehingga tidak dapat mengatasi buta katarak dengan cepat. Meskipun pemerintah sendiri sudah membantu, namun belum merata di seluruh Indonesia. Untuk itu Perdami mengharapkan bantuan dari pihak swasta atau organisasi yang dapat membantu melengkapi peralatan.

Seperti tahun sebelumnya, BCA juga memberikan bantuan alat operasi pada Perdami. Tahun ini melalui kegiatan Bakti BCA memberikan bantuan 1 buah Phacoemulsification Cataract Machine Intuitiv AMO dan 3 set alat pendukung operasi katarak senilai Rp 659,5 Juta. Penyerahan donasi secara simbolis dilakukan oleh President Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Menara BCA, tepatnya di Breakout Area pada hari Senin 13 November 2017.



Ada satu alat yang terdapat pada kotak kecil saat penyerahan donasi, katanya sih itu sebagai alat pendukung operasi katarak. Bentuknya seperti jarum dan alat-alat lainnya. Walaupun kecil tapi harganya ternyata mencapai 50 juta rupiah. Pantas saja kalau Perdami membutuhkan bantuan dalam hal penyediaan peralatan seperti ini.

Perwakilan dari Perdami Dr. Elvioza SpM(K) juga mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan pada Perdami. Menurut beliau merawat orang buta itu jauh lebih besar biayanya dibandingkan dengan mengatasi kebutaan itu sendiri. Orang yang tidak dapat melihat otomatis menjadi tidak produktif, dan keluarga di sekitar juga ikut tidak produktif karena harus merawatnya. Untuk itu dengan bantuan alat untuk mengoperasi katarak diharapkan dapat memperkecil angka katarak yang ada.



Pak Jahja juga menambahkan, bahwa bantuan dari BCA ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia bebas katarak. Tapi, beliau juga berpesan, sebaiknya instansi-instansi lainnya juga ikut berpartisipasi untuk melakukan donasi semacam ini agar dapat bersama-sama dengan pemerintah memberantas buta katarak.


Untuk membantu mencegah katarak, beberapa hal dapat kita lakukan diantaranya adalah memeriksakan mata secara rutin. Hal ini agar bisa dengan cepat mendeteksi adanya tanda-tanda mata katarak. Karena katarak tahap awal lebih mudah ditangani. Selain itu juga harus menjaga pola hidup sehat seperti makan makanan sehat, menjaga berat badan ideal dengan berolah raga, tidak merokok, dan lindungi selalu mata dari paparan sinar UV menggunakan kacamatahitam atau topi lebar sehingga dapat menutupi mata.

Ayo wujudkan Indonesia bebas katarak.

Post a Comment

0 Comments