Melanjutkan studi yang lebih tinggi hingga
bangku perkulihan memang tidak semua orang dapat melakukannya. Kebanyakan dari
lulusan SMA/SMK lebih memilih bekerja dibadingkan kuliah dikarenakan biaya
kuliah yang tergolong mahal. Apalagi
untuk mengincar kampus-kampus terbaik yang memiliki grade yang baik. Kebanyakan
orang akan mengincar universitas negeri dengan beasiswa agar biaya kuliah tidak
terlalu memberatkan. Bahkan beberapa orang yang berniat melanjutkan pendidiakan
mereka juga tak sedikit yang menginginkan berkuliah di universitas swastaterbaik yang mengedepankan pendidika yang berkualitas.
Sebenarnya asumsi tersebut dapat dikatakan
salah mengingat biaya kuliah sebenarnya tidak terlalu mahal. Baik kuliah di
Universitas Swasta maupun Universitas Negeri. Adapun hal yang perlu
diperhatikan adalah sesuaikan dengan kebutuhan masing-masaing . Apakah ingin murni
kuliah, menjadi guru / dosen, atau kuliah sambil bekerja. Berikut gambaran
umumnya :
1. Menjadi Guru atau Dosen
Beberapa orang memang mendambakan menjadi
seorang tenaga pengajar baik guru maupun dosen. Hal ini sah - sah saja
mengingat setidaknya ada begitu banyak sekolah yang mulai didirikan namun
tenaga pendidiknya kurang. Apabila bercita-cita menjadi seorang guru atau
dosen, maka wajib memilih Universitas Negeri atau Universitas Swasta terbaik dengan jurusan
pendidikan. Jangan memilih Politeknik atau institute yang notaben outpunya
berbeda. Sehingga tujuan dan langkah yang anda lakukan dapat searah.
2. Menjadi Tenaga Ahli
Lapangan
Ada perbedaan antara siswa SMK dengan
Mahasiswa. Siswa SMK memang telah dibekali kemapuan bekerja dimana setidaknya
ia telah menguasai beberapa kopetensi yang menunjang karirnya di dunia kerja.
Namun kebanyakan dari siswa SMK hanya dapat menjadi pekerja lapangan saja.
Bukan tenaga Ahli. Tentunya dari segi gajipun juga berbeda. Apabila berniat menjadi tenaga ahli lapangan, maka pilihlah Politeknik.
Politeknik Negeri maupun Swasta memiliki
sistem pendidikan yang di titik beratkan pada praktik. Mahasiswa akan menerima
setikdanya 60% praktik dan 40% nya teori. Dengan begitu output dari Politeknik
akan menjadi tenaga ahli lapangan yang tidak hanya paham terhadap praktiknya
saja, tetapi juga menguasai teorinya.
3. Analisis dan Perancangan
Proyek
Apabila politeknik lebih menitikberatkan
pada praktek, Institute Teknologi kebalikannya. Sistem pendidikan yang
dicanangkan pada intitut teknologi lebih memberikan bobot 60% teori dan 40%
praktek. Sehingga output yang diharapkan dapat menganalisa pekerjaan serta
membuat rancangan dari projek yang diberikan. Apabila ingin menajdi
seorang analisis dan perangcang projek, memilih Intitut Teknologi adalah
pilihan yang tepat.
0 Comments