Disabilitas dan OYPMK Juga Berhak Hidup Sejahtera

Disabilitas dan OYPMK Juga Berhak Hidup Sejahtera - Penyandang disabilitas apapun itu kategorinya kebanyakan membatasi diri dalam pergaulan di masyarakat. Kenapa bisa begitu? Secara tidak langsung penyandang disabilitas ini merasa dikucilkan dan dijauhi oleh sebagian masyarakat yang tidak punya rasa empati. Pengucilan ini bukan hanya dalam pergaulan tapi mereka pun sedikit sekali akses dalam dunia pekerjaan. Begitu pula yang terjadi dengan OYMPK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta)  yang dulunya dianggap sebagai penyakit kutukan atau turunan sehingga masyarakat ketakutan untuk berdekatan, sampai-sampai ada yang namanya kampung kusta supaya mereka tidak berbaur dengan masyarakat lainnya. 

Disabilitas dan OYPMK Juga Berhak Hidup Sejahtera



Miris sekali bukan melihat kondisi seperti ini, padahal penyandang disabilitas dan OYMPK juga sama-sama punya hak untuk hidup dalam keseharian dan mendapatkan kesejahteraan yang sama. Dari adanya batasan tersebut mereka menyebabkan banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan karena tidak adanya kesempatan yang sama dengan orang lain.

Talkshow Tentang "Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan"


Dari situlah akhirnya ada pernyataan kalau disabilitas dan OYMPK itu identik dengan kemiskinan, benar kah hal tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, beberapa waktu lalu sama mendengarkan talkshow mengenai "Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?" yang duadalah oleh KBR (Kantor Berita Radio) dan NLR yang dilakukan secara live streaming di Channel YouTube KBR.

disabilitas dan OYMPK Juga berhal hidup Sejahtera



Dalam acara talkshow tersebut dua orang menghadirkan narasumber yaitu Sunarman Sukamto, Amd Tenaga Ahli Kedeputian V Kantor Staf Presiden (KSP) dan Dwi Rahayuningsih, Perencana Ahli Muda, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas. Sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah Debora Tanya, Host dari KBR.

Dari talkshow tersebut ada beberapa fakta yang menyatakan bahwa masih adanya stigma dari masyarakat terhadap penyandang disabilitas dan OYMPK, baik dari aktivitas sosial, produktivitas, akses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan sehingga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Sebagai Informasi di Indonesia itu menempati urutan ke-3 di dunia sebagai negara yang mempunyai temuan kasus kusta, di mana diantaranya terdapat pada 6 provinsi. Jika penyandang kusta tersebut berada di daerah terbelakang atau miskin, otomatis ada ketakutan dari warga sekitar karena kurangnya edukasi dan mereka memisahkan ruang hidupnya. Maka dari itu ada yang mengidentikan penyandang disabilitas dan OYMPK dengan kemiskinan.



Jadilah Agen Perubahan Supaya Kusta Tidak Identik Dengan Kemiskinan

Dari event KBR ini tujuannya supaya tidak ada lagi pengabaian terhadap OYMPK dan penyandang disabilitas melalui edukasi pada masyarakat. Penyandang kusta itu bisa sembuh jika segera ketahuan gejalanya dan lebih cepat pengobatannya. Edukasi masyarakat agar saling support kepada penyandang kusta dan memberikan informasi kalau kusta itu bukanlah kutukan dan bukan penyakit turunan.

Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dan OYMPK, diperlukan kolaborasi lintas sektor dari berbagai pihak termasuk perusahaan, lembaga, dan masyarakat sendiri. Di sini kita sebagai masyarakat yang punya rasa toleransi pun dapat ikut membantu dengan menjadi agen perubahan supaya tidak ada lagi kemiskinan yang identik dengan penyandang disabilitas dan OYMPK.

Disabilitas dan OYPMK Juga Berhak Hidup Sejahtera



Penyandang disabilitas dan OYMPK ini haruslah diberikan kesempatan yang sama dengan masyarakat lain. Lembaga-lembaga sosial pun melakukan pemberdayaan kepada mereka lewat bimbingan, keterampilan dan ilmu kesehatan supaya mereka bisa lebih mandiri lagi. Tidak hanya pemberdayaan saja yang diperlukan melainkan adanya kesempatan atau peluang buat mereka agar bisa menjalani kehidupan masyarakat selayaknya orang non disabilitas.


Program Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan Terhadap OYMPK dan Disabilitas


Beberapa program dari pemerintah yang sudah dilakukan untuk mengatasi kemiskinan terhadap OYMPK dan disabilitas antara lain :

  1. Bantuan sembako  yang penyalurannya ditujukan penyandang disabilitas yg masuk kategori miskin, adapun data yang  ada didapatkan dari DTKS
  2. Bantuan asistensi rehabilitasi sosial dan penyaluran alat bantu
  3. Kemandirian usaha untuk disabilitas yg mendapat diskriminasi lingkungan
  4. Menyelenggarakan shelter ex kusta salah satunya ada di jongaya makassar
  5. Peningkatan cakupan kesejahteraan sosial , dengan memperluas bantuan sosial. kesehatan dan adanya kuota minimum perusahaan untuk mempekerjakan disabilitas. Untuk perusahaan swasta kuota minimumnya 1 persen sedangkan pemerintahan kuota minimumnya sebesar 2 persen

Program dan kegiatan yang diadakan oleh KBR dan NLR Indonesia ini harus terus dilanjutkan untuk mendukung pemerintah mewujudkan Indonesia bebas Kusta. NLR sebagai lembaga yang bergerak khusus pada isu kusta serta konsekuensi di belakangnya seperti disabilitas, stigma, diskriminasi dan lai-lain terus melakukan inistiad melalui berbagai program. Yuk, kita dukung program-program baik ini supaya bisa mengecilkan anggapan negatif terhadap kemiskinan yang dekat dengan disabilitas dan OYMPK. Kalian pun bisa loh jadi agen perubahan tersebut.

Disabilitas dan OYPMK juga berhak hidup sejahtera dan memiliki hak yang sama untuk hidup di negara Indonesia ini. Mereka ini punya hak yang sama dalam hal taraf hidup baik dalam kesejahteraan, kesehatan, dan bersosialisasi.


Post a Comment

0 Comments